Andai Anggota 'Dewan' Bersedia ‘Disumpah’ di Depan 'Rutan'
http://www.diplomasinews.net/2019/08/andai-anggota-dewan-disumpah-di-depan.html
@roy enhaer
|
Kabar selentingan
yang dibawa terbang burung cucak rowo, tersebut, bahwa anggaran
pelantikan wakil rakyat di kabupaten, ini, hampir menembus digit satu milyar
rupiah. Fantastik dan sekaligus menggelitik akal sehat wong cilik.
Believe It
or Not. Percaya atau tidak! Percoyo
karepmu, ra percoyo yo rapopo. Ternyata, yang terdengar dan terbaca dari
berbagai sumber soal duit sebesar 1 milyar rupiah yang digunakan untuk berbagai
pengadaan pada pelantikan atas lima puluh orang wakil rakyat, itu, adalah benar
adanya. Kata sumber yang lain, bahwa
sekadar sewa sarana prasarana pelantikan, dan pengadaan ‘mamiri-mamirat’
undangan, saja, menelan anggaran tujuh ratus juta rupiah. Sedangkan anggaran lainnya
sebesar dua ratus tujuh puluh juta rupiah, itu, kabarnya untuk pengadaan
pakaian dinas dan atribut pimpinan, dan anggota wakil rakyat. Fun – tastik.
Bagi rakyat di lapis yang paling terbawah di
kabupaten ini, tentu jika mendengar duit milyaran rupiah yang hanya sekadar
buat ongkos penyumpahan atas 50 orang wakil rakyat, tersebut, pasti tidak connects, dan tidak akan nyambung logika
keawamannya.
Meski banyak rakyat lapis bawah yang tak
nyambung nalarnya, tapi secara instinktif, secara naluriah, mereka justru lebih
tajam dalam menggagas hingga melompat ke jangka panjang. Misalnya, kata mereka,
meski para anggota dewan alias ‘wakil rakyat’ itu, disumpah sehari tujuh kali, toh, ketika mereka sudah duduk di kursi
wakil rakyat sana, masih saja banyak oknum yang melanggar dan menabrak sumpah mereka sendiri dengan beraksi korupsi
nilep duit rakyat.
Ternyata, yang satu ini gagasan rakyat bawah
yang cukup ekstrim, yaitu, andai para wakil rakyat itu dalam prosesi pelantikan
dan penympahannya tidak di gedung milik rakyat, tetapi digeser sedikit
lokasinya di depan gedung 'Rutan'.
Pasalnya, kata rakyat, jika pelantikan dan
pengambilan sumpah itu diprosesikan tidak di gedung mewah, tapi di halaman
'Lapas'. Harapannya, pasti tabung-tabung otak dan simpul-simpul syaraf naluriah
mereka akan terkoneks dengan kondisi sekitar di gedung, tersebut.
Kemudian di tengah prosesi pelantikan dan
penyumpahan para wakil rakyat itu, disisipi kalimat peringatan, misalnya,
korupsi membunuhmu. Kemudian ditambah lagi dengan ultimatum psikologis dengan
kalimat pendek berbunyi, jika engkau – para wakil rakyat – itu berlaku curang
dan manipulatif dalam mewakili rakyat, tempat akhir domisilimu tidak jauh-jauh
dari tempat kamu berdiri, yakni, kerasnya jeruji, pengap dan dinginnya kamar
bui itu pasti selalu ‘menunggu’ kedatanganmu.
Selamat bertugas, kau para wakil rakyat. Ah, andai prosesi sumpah 'wakil rakyat' itu benar-benar
tersumpahkan di depan gedung 'Rutan'.
@roy enhaer
Banyuwangi, Rabu, 21 Agustus 2019.