Investigasi Misteri : ‘Jalmo Moro, Jalmo Mulyo’ di Alas Purwo
http://www.diplomasinews.net/2019/10/investigasi-misteri-jalmo-moro-jalmo.html
LANGIT 'ALAS PURWO' : Ketika belantara Alas Purwo,
yang berjuluk ‘jalmo moro jalmo mati’ itu terlihat dari ketinggian birunya
langit. [ dok. diplomasinews.net ]
|
Telah kali ketiga menemui terbit dan tenggelamnya matahari, DIPLOMASINEWS.NET, menembusi, menyibak, dan menabraki rimbun dan lebatnya hutan belantara Alas Purwo, yaitu kawasan
taman nasional yang jika tergambar di globe
dunia, ia terlihat sebagai daratan menjorok ke Samudera Hindia yang maha luas,
disebut, Semenanjung Blambangan, di Banyuwangi, Jawa Timur.
Profil Alas
Purwo tak hanya hutan alami dan
heterogen yang lebat saja, tetapi dia juga hutan yang masih perawan, artinya,
flora dan fauna di kedalaman hutan tersebut, masih relatif utuh alias belum parah
terjarah oleh tangan-tangan ‘maling’ illegal logging, seperti lazimnya
kegundulan hutan di kawasan lain di negeri ini.
Secara visual dan jika diraba dan dilihat dengan
panca indera telanjang, belantara Alas
Purwo tak ubahnya seperti hutan –
hutan lain yang pernah ada. Tetapi,
sesungguhnya, jika ‘dilihat’ dengan ‘mata batin’ atau six sense
alias indera di atas panca indera, bahwa Alas
Purwo adalah merupakan ‘The Kingdom
of Lelembut’ atau ‘Kerajaan Lelembut’
yang kelembutannya tak sanggup dipandang, dilihat dan dinderamatakan oleh mripat manusia biasa. Harus manusia yang
memilki daya lihat linuwih atau
manusia supernatural yang bisa mengamatinya dengan ‘cetho’ saja hingga terlihat
sangat terang benderang.
Alas
Purwo jangan hanya dilihat secara
geografis, tetapi banyak orang melihatnya dengan pendekatan geomistis. Faktanya, ketika DIPLOMASINEWS.NET, bertemu
dengan seorang ‘pertapa’ lelaki renta yang
tengah ngelakoni ritual di salah satu
tempat wingit, yaitu di ‘goa istana’,
salah satu dari ribuan goa alami yang tersebar di kedalaman belantara Alas Purwo.
Dia, sang pertapa itu mengaku berasal dari Jawa Tengah, yang sudah melakukan ‘topo ngebleng’
atau meditasi bertahun-tahun di lebatnya hutan di Semenanjung Blambangan,
Banyuwangi, Jawa Timur, tersebut.
Belantara yang masuk di kawasan Taman Nasional
Alas Purwo [ TNAP ] di ujung paling timur pulau Jawa di Banyuwangi, itu, benar
– benar menyimpan sejuta misteri yang masih diyakini banyak kalangan hingga
hari ini. Tingkat kemisteriannya begitu sulit untuk dinalar logika waras.
Misalnya, jika sejak berangkat dari rumah niat kita ‘kurang bersih’,
kemungkinan besar ketika sudah berada di kawasan belantara Alas Purwo nanti, akan
mendapatkan imbalan sesuai dan sepadan dengan niat awal. Silakan kita merusak
atau mematahkan sebatang ranting kering kemudian mengambilnya untuk dibawa
pulang, percaya atau tidak, kita hanya akan berputar – putar saja tanpa bisa
menemukan jalan lapang menuju pulang, bahkan tubuh dan pikiran kita semakin
melingkar – lingkar seperti labirin tanpa menjumpai jalan keluarnya. Terbuntu
tanpa mengenal arah dan mata angin.
Kenapa belantara Alas Purwo yang lebat
dengan pepohonan jati itu hingga hari ini relative aman dari penjarahan illegal logging? Barangkali itulah salah satu jawabannya.
Tuhan Maha Pencipta atas semesta ini, termasuk
salah satunya adalah belantara Alas Purwo dengan segala misteri dan
kegaibannya. Kabut misteri dan gelapnya kegelapan
yang hingga hari ini tetap membungkus dan menyelimuti belantara dan seluruh isi
di dalamnya.
Sayangnya, DIPLOMASINEWS.NET, hanya mencatat
sepotong – sepotong atas kelam dan gelapnya Alas Purwo, itu, pasalnya, jika
ingin menjelajahi seluruhnya atas kegaibannya, sangat dibutuhkan waktu, bekal
yang cukup. Tak hanya bekal finansial saja, tetapi bekal lain yang sanggup
menembus kegelapan, kepekatan dan kemisteriannya hingga di kedalaman
jantungnya.
Hingga hari ini masih banyak mitos yang
berseliweran dari mulut ke mulut dan berbunyi bahwa siapa saja yang kepingin menembus kelamnya Alas Purwo
hanya karena berniat setengah hati, pasti akan berhadapan dengan kalimat : jalmo moro jalmo mati, artinya,
manusia siapa pun jika nekat memasuki belantara tersebut hingga di kedalamannya
akan ‘tidak pernah’ bisa kembali pulang.
Tetapi, DIPLOMASINEWS.NET, akan lebih melunakkan
mitos tersebut dengan mengedit unen –
unen atau kalimat tersebut dengan : jalmo moro jalmo mulyo. Dan, jika
dimaknai menjadi, siapa pun yang ingin menembus gelapnya hutan alami Alas
Purwo, pasti akan menyatu dan bersahabat dengan alam. Karena di dalam belantara
itu jika kita cerdik dan berkreatif atas sumber daya alamnya, pasti akan
membawa berkah dan ujung – ujungnya membawa kesejahteraan dan kemuliaan
masyarakat di sekitar hutan dan para pecinta hutan dari mana pun.
Apakah belantara Alas Purwo itu penuh misteri
dan kegaiban di dalamnya? Jawabannya, iya.
Pasanya, Tuhan adalah Maha Pencipta Kegaiban. Apa pun yang bisa kita
lihat dan yang tidak sanggup kita lihat di jagat semesta ini adalah Maha Karya
Ciptaan – Nya. Persoalannya, karena daya pikir dan ruang di otak kita sangat
tidak sanggup menampung seluruh ciptaan – Nya. Apalagi terhadap hal – hal yang
tidak bisa terlihat oleh mata kita.
Akhirnya, pekat dan gelapnya belantara Alas Purwo
adalah salah satu contoh agar kita lebih banya belajar dari sisi geografis dan
bahkan dari sudut – sudut gulita geomistisnya.
Selamat datang di belantara gelapnya kegelapan Alas Purwo. Jalmo Moro, Jalmo Mulyo.
@roy enhaer
Alas Purwo, Banyuwangi, 15 Oktober 2019