Sanggupkah ‘Lambe’ ku Tak Isap Rokok Sehari?

©roy enhaer
Sesungguhnya lambe – ku itu gelisah karena hampir sebulan ini tak isap rokok pada siang hari. Padahal ketika di luar bulan puasa, meski mulutku ‘diancam’ oleh tulisan pendek, bahwa rokok membunuhmu, tetap saja tak menggubrisnya.  

Ternyata lambe – ku tak geming sedikit pun oleh warning dilarang merokok walau dengan menampakkan gambar – gambar yang mengerikan dan sadistic di klonthongan – nya itu.    

Tetapi kenapa lembe – ku yang maniak rokok itu ketika sepanjang Ramadan menjadi sangat patuh dan ‘ketakutan’ sejak lonceng imsyak hingga bedhug magrib meski tak seorang pun yang ‘melarang’ tidak boleh merokok?

Tak hanya sebatang rokok yang ‘dilarang’ dihisap saat aku berpuasa tetapi berjenis – jenis badhogan halal pun menjadi barang haram ketika diuntal pada siang hari. Apalagi barang yang memang aslinya sudah haram meski tidak pas bulan puasa.

Ternyata lambe – ku yang biasanya ngebul terus berbatang – batang itu, ketika berpuasa kok ya bersedia dan sanggup menahan untuk tidak nyedot sigaret sepanjang hari. Tapi entah kalau dengan cangkem – milikmu itu.

Pertanyaannya, kenapa lambe ndower – ku yang maniak rokok itu bisa berhenti sejenak hari ketika hanya pas musim puasa saja? Pertanyaannya lainnya, apakah juga lambe – nya para pejabat yang kini tengah berkuasa dan menguasai itu juga bisa menahan diri untuk tidak ‘menghisap’ darah rakyat barang sehari saja ketika Ramadan seperti sekarang ini?

Sekali lagi, lebaran tinggal menghitung hari saja. Ternyata untuk urusan tidak merokok pada siang hari, aku sudah sanggup menahannya meski aslinya mulut ini terasa kecut juga.  

Puasa yang secara badaniah itu memang benar – benar haus dan lapar sekaligus kepingin merokok saja. Lantas jika sedang berpuasa tidak terasa luwe perutnya dan tidak terasa ngelak tenggorokannya, lantas apa makna yang paling inti di balik puasa itu?

Bukankah puasa itu sesungguhnya sedang ‘berperan’ seperti apa rasa lapar dan haus yang dialami orang – orang di sekitar kita yang hidupnya selalu kelaparan dan kehausan karena memang kekurangan secara ekonomi?

Akhirnya, aku sekarang menantang lambe ini untuk kuajak bikin surat pernyataan agar besok jangan coba – coba ndudut sebatang rokok pun sejak lonceng imsyak berdering hingga bedhug magrib ditabuh.     

©roy enhaer
Banyuwangi, Ramadan, Selasa, 19 Mei 2020.

Related

Cover Story 8616219607356709036

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item