Pengamen Jalanan : Meski Satu Rupiah, Asal Berkah
http://www.diplomasinews.net/2020/07/pengamen-jalanan-meski-satu-rupiah-asal.html
RUPIAH
– RUPIAH ‘BERKAH’ : Ketika Kelompok Pengamen Jalanan [ KPJ ] tengah beraksi di
trotoar di Genteng, Banyuwangi, Banyuwangi. [ image : roy
enhaer/diplomasinews.net ]
|
Harmonisasi
ritmis dari ragam perangkat musik pentatonic
yang terpadu apik itu dimainkan oleh delapan personal yang menamakan diri Kelompok
Pengamen Jalanan Genteng [ KPJG ].
Ketika
DIPLOMASINEWS.NET memotret dari dekat, ternyata aksi bermusik mereka di kawasan
perempatan lampu merah Genteng, Banyuwangi, Jawa Timur, itu dilakoni demi
urusan nafkah perut keluarga.
Dan,
di sela – sela music itu mengalun indah, salah satu personalnya berkeliling
dengan membawa kardus yang disodorkan kepada setiap pengguna jalan dengan
harapan ada yang terketuk hatinya untuk ‘mencemplungkan’ rupiah.
Adalah
Subkhi, salah satu personal pengamen jalanan, itu ketika didekati media online ini mengatakan bahwa aksi
‘ngamen’ di trotoar perempatan traffic
light tersebut benar – benar pure demi mencari nafkah bersama tujuh
orang temannya, itu. Dan, yang paling inti dari semboyan mereka adalah selalu
‘kreatif tanpa narkoba’.
“Bermusik
kami ini bukan mencari dana social,
kok, tapi benar – benar pure atau murni
mengais rezeki,” ucapnya lugas ketika ditemui DIPLOMASINEWS.NET, di trotoar,
Rabu, 29 Juli 2020, sore.
Lanjutnya,
aksi ngamen mereka yang diawali pukul
dua siang hingga hari senja itu, bisa mengantongi rezeki rata – rata setiap
gelaran sebesar Rp. 125 ribu per personal.
Ketika
ditanya DIPLOMASNIEWS,NET, tentang apakah tidak ada pihak - pihak terkait yang
melarangnya atas aksi ngamen mereka
di kawasan prapatan lampu merah di
Genteng, itu? Jawabnya, ternyata sudah diberi ‘lampu hijau’ oleh pihak kepala
desa setempat.
Lebih
jauh Subkhi mengatakan, bahwa sesungguhnya aksi bermusik mereka di pinggir
jalan itu tidak ada ‘perbedaan’ sama sekali dengan para pemusik yang ‘nasib -
rezeki’ nya tidak di trotoar dan sudah popular itu.
“Apakah
mereka – mereka yang manggung di
panggung itu secara susbstatif tidak disebut ngamen juga?” tanyanya sembari berkemas karena hari telah
senja.
Onliner : roy
enhaer/eko
E
d i t o r : roy enhaer
Publisher
: oma prilly
Source : diplomasinews.net