Pengamen Jalanan : Meski Satu Rupiah, Asal Berkah

RUPIAH – RUPIAH ‘BERKAH’ : Ketika Kelompok Pengamen Jalanan [ KPJ ] tengah beraksi di trotoar di Genteng, Banyuwangi, Banyuwangi. [ image : roy enhaer/diplomasinews.net ]
DIPLOMASINEWS.NET_GENTENG_BANYUWANGI_Rancak suara angklung merambat hingga di relung sukma, keplak suara gendang menggedor gendang telinga, kenong suara bonang mengalir di pipa - pipa urat nadi, dan gelegar suara gong membelah jiwa.

Harmonisasi ritmis dari ragam perangkat musik pentatonic yang terpadu apik itu dimainkan oleh delapan personal yang menamakan diri Kelompok Pengamen Jalanan Genteng [ KPJG ].

Ketika DIPLOMASINEWS.NET memotret dari dekat, ternyata aksi bermusik mereka di kawasan perempatan lampu merah Genteng, Banyuwangi, Jawa Timur, itu dilakoni demi urusan nafkah perut keluarga.

Dan, di sela – sela music itu mengalun indah, salah satu personalnya berkeliling dengan membawa kardus yang disodorkan kepada setiap pengguna jalan dengan harapan ada yang terketuk hatinya untuk ‘mencemplungkan’ rupiah.

Adalah Subkhi, salah satu personal pengamen jalanan, itu ketika didekati media online ini mengatakan bahwa aksi ‘ngamen’ di trotoar perempatan traffic light tersebut benar – benar pure demi mencari nafkah bersama tujuh orang temannya, itu. Dan, yang paling inti dari semboyan mereka adalah selalu ‘kreatif tanpa narkoba’.

“Bermusik kami ini bukan mencari dana social, kok, tapi benar – benar pure atau murni mengais rezeki,” ucapnya lugas ketika ditemui DIPLOMASINEWS.NET, di trotoar, Rabu, 29 Juli 2020, sore.

Lanjutnya, aksi ngamen mereka yang diawali pukul dua siang hingga hari senja itu, bisa mengantongi rezeki rata – rata setiap gelaran sebesar Rp. 125 ribu per personal.

Ketika ditanya DIPLOMASNIEWS,NET, tentang apakah tidak ada pihak - pihak terkait yang melarangnya atas aksi ngamen mereka di kawasan prapatan lampu merah di Genteng, itu? Jawabnya, ternyata sudah diberi ‘lampu hijau’ oleh pihak kepala desa setempat.

Lebih jauh Subkhi mengatakan, bahwa sesungguhnya aksi bermusik mereka di pinggir jalan itu tidak ada ‘perbedaan’ sama sekali dengan para pemusik yang ‘nasib - rezeki’ nya tidak di trotoar dan sudah popular itu.

“Apakah mereka – mereka yang manggung di panggung itu secara susbstatif tidak disebut ngamen juga?” tanyanya sembari berkemas karena hari telah senja.      

Onliner    : roy enhaer/eko
E d i t o r :  roy enhaer
Publisher : oma prilly
Source    : diplomasinews.net

Related

Cover Story 5716129988951967053

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item