'Digoreng' Sebelum Menggoreng


Hari - hari ini tugas para istri tidak lagi mengurus dan menomorsatukan para suaminya, tetapi lebih memilih untuk antre berlama - lama hanya ingin mendapatkan salah satu bahan pokok kebutuhan dapur yakni minyak goreng.

Jujur, saya sabagai 'wong wedok' merasa terheran - heran ketika melihat para kaum 'emak - emak' terlihat berjibaku berdesak - desakan, 'uyel - uyelan' mengantre hingga mengular memanjang di jalanan hanya sekadar urusan minyak goreng yang kini semakin langka dan sulit didapatkan keberadaan dan ketersediaannya.

Lha wong Negera sekaya raya seperti ini lha kok sampai terjadi 'panic buying' alias kebingungan mendapatkan sekadar setetes minyak goreng untuk kebutuhan pokok di dapur.

Bukankah negeri Nusantara ini kaya bahkan melimpah akan bahan baku untuk pembuatan minyak goreng?

Bukankah di Negeri agraris yang buminya penuh kesuburan seperti ini seharusnya tidak boleh terjadi kelangkaan minyak goreng seperti hari - hari ini mengingat betapa tanaman industri kelapa sawit tumbuh melambai - lambai membentang dari ujung Sabang hingga Merauke?

Bukankah pabrik - pabrik olahan kelapa sawit di negeri ini telah berdiri dan memproduksinya kemudian didistribusikannya ke pasar - pasar konsumen sebagai lazimnya?

Apakah 'emak - emak' yang berjubel antre minyak goreng hingga nekat berdiri berjam - jam ingin mendapatkannya itu dikira hanya minta gratis atau cuma - cuma saja?

Kemanakah keberadaan minyak goreng itu kini? Benar - benar langka ataukah sengaja disembunyikan oleh tangan - tangan makelar oportunis  yang memanfaatkan demi menangguk keuntungan pribadi?

Ataukah justru peristiwa 'memalukan' atas kelangkaan minyak goreng itu sengaja oleh pihak - pihak berotak kriminal justru malah 'digoreng' kemudian hasil gorengannya bisa dinikmati bareng - bareng?

Saya sebagai 'wong wedok' yang tak bisa lepas dari minyak goreng dalam keseharian hanya mengingatkan agar Negara secepatnya hadir demi menghentikan sekaligus menuntaskan pemandangan yang  memalukan tentang para 'emak' antre minyak goreng justru di negeri 'kelapa sawit' ini.

Sekali lagi, para pejabat publik terkait jangan hanya pinter  'ngebacot' hingga berbusa - busa di layar TV dengan setumpuk teori dan segunung definisi tanpa solusi.

Sekali lagi, jutaan rakyat jangan hanya dijadikan 'alat penggorengan' atas kelangkaan minyak goreng yang memang licin itu.

Terakhir, atas kelangkaan 'migor' di negeri ini sesungguhnya jutaan rakyat hanya ingin menggoreng lauk pauk saja. Jangan malah 'digoreng' kejujuran dan kesetiannya pada negeri ini.

Oma Prilly
Jember, Kamis, 10 Maret 2022

Related

Cover Story 2799572228881876295

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item