Bukan ‘Caleg Kaos’ dan ‘Spanduk’, Tapi Caleg Rakyat
https://www.diplomasinews.net/2018/11/bukan-caleg-kaos-dan-spanduk-tapi-caleg.html
DIPLOMASINEWS.NET _ AGA PUNCAK _ GLENMORE _ Sosok
wakil rakyat yang merakyat dan bersahaja itu ‘tak pernah’ puas ketika bicara
soal nasib rakyat di negeri ini. Meski sudah merakyat sebagai anggota DPRD
Banyuwangi, dua periode, ia masih saja
ingin ‘menyapa dan mengurus’ nasib rakyat lebih meluas lagi. Ketika kemarin
hanya ‘ngurus’ rakyat di level Banyuwangi, tapi kini, lebih meluas lagi di
tataran provinsi. Dan, sosok itu adalah, H. Eko Susilo Nur Hidayat, S.Kep,
SE. MM. Caleg DPR-RI, dari Partai Gerindra, Dapil Jawa Timur III.
“Doakan, Insya Allah, niat saya menuju kursi Senayan
bisa terealisasi,” harap Eko, ketika ‘lesehan bareng’ di homestay di Agrowisata Umbul AGA Puncak, miliknya itu, beberapa
pekan lalu.
Ia adalah sosok pekerja yang tak pernah lelah,
enerjik, inovatif, imajinatif, dan futuristik yang pandangannya melompat jauh
ke depan. Tak hanya itu, ia adalah pribadi sensitif dan ‘ora tegoan’ ketika
berbicara soal kesulitan dan kompleksitas hidup rakyat di sekitarnya. Tak berlebihan
jika ia begitu ‘gandrung’ dan ingin menyapa, mengusap rambut kepala anak yatim –
piatu sekaligus menyantuni mereka. Tak sekadar menyantuni saja, tapi
membesarkan hati dan membangun semangat hidup mereka.
“Doa anak yatim adalah doa mustajabah. Syaratnya
mesti ikhlas hati dan jernih pikiran,” tutur Eko, kepada DIPLOMASINEWS.NET,
pekan lalu.
Ketika mengontekstualkan kepedulian anak yatim
piatu dengan ‘nawaitu’ sebagai wakil rakyat di DPR RI nanti, ternyata dua hal
itu tak pernah bisa terpisahkan keberadaan dan nilainya. Baginya, kita bisa
belajar banyak dari keberadaan mereka. Belajar sensitif hati dan rasa atas duka
derita mereka. Belajar berbagi rezeki atas kekurangan mereka. Belajar untuk
tidak arogan ketika diri kita mengenggam kekuasan dan saat berlimpah kekayaan
di dunia ini.
Ia berharap ketika pada pemilu legeslatif 2019
nanti, agar rakyat pemilih jangan ‘memilih’ warna atau gambar-gambarnya, tapi
pilihlah sosok atau figur yang sanggup memegang janji dan mampu membuktikannya
menjadi kenyataan senyata-nyatanya.
“Jika hatimu cocok dan pas hanya memilih sosok
Eko, caleg DPR RI, kenapa mesti memilih yang lain,” tanya Eko diplomastis.
Lanjutnya, pada pemilu legeslatif nanti, jangan
memilih berdasarkan bonus kaos dan atau gambar spanduk di jalan-jalan, tapi
memilihlah calon legeslatif yang bisa dan mau mendengarkan aspirasi rakyat. Kesulitan
rakyat, dan melindungi hak-hak demokrasi dan kedaulatan rakyat. Baginya, modus
caleg seperti itu sangat tidak logis. Cara salah tapi tetap saja dilakoni
hingga hari ini.
“Kami bukan caleg kaos, bukan caleg banner, bukan caleg spanduk. Tapi
caleg rakyat yang mau mendengarkan keluh kesah, kesedihan dan kesumpekan
rakyat,” pungkas pemilik Agrowisata Umbul AGA Puncak, itu.
Onliner :
roy enhaer