Tak Ada Dana, Bedah ‘Omah Doyong’ Akhirnya Ditunda
https://www.diplomasinews.net/2019/01/tak-ada-dana-bedah-omah-doyong-akhirnya.html
BEDEWANG TUMBANG :
Rumah milik Suroso dan Astiwi yang nyaris tumbang [ image :
andri ]
DIPLOMASINEWS.NET _ BEDEWANG
_ SONGGON _ Masih ingat dengan rumah tak pantas
huni [ TPH ] milik Suroso, 58 tahun, dan Astiwi, 50 tahun, warga Dusun Bedewang
Asem, RT 02-RW 01, Desa Bedewang, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, Jawa Timur yang
berdinding ‘gedheg’ nyaris roboh dan ‘dicongkok’ atau ditopang dengan tiga
batang bambu itu?
Hingga
kini, rumah tak pantas huni [ TPH ] itu masih saja belum ‘disentuh’ oleh pihak
terkait untuk kemudian diprogramkan dan apalagi direalisasikan untuk dipugar
atau dibedahrumahi.
“Saya
kemarin sudah dipanggil Pak Lurah di kantornya. Katanya, rumah saya masih
ditunda untuk dibedah karena masih belum ada dana,” jelentreh Suroso ketika
ditemui DIPLOMASINEWS.NET, di dalam rumah ‘gedheg’ nya, Rabu, 23 Januari 2019.
PASRAH : Ujar Suroso, dibedah
terserah, tidak dibedah ya terserah [ image : andri/nanang ]
Catatan
media online ini bahwa Suroso
memenuhi syarat dalam program bedah rumah tersebut. Pasalnya, rumah bambu yang kini
kondisi fisiknya ‘miring’ itu sesungguhnya berdiri di atas lahan miliknya
sendiri. Tanya Suroso, bukankah itu salah satu prasyarat dari program bedah
rumah yang kini lagi ‘ngetren’ itu?
“Saya
pasrah saja. Kalau memang belum ada dana ya jangan berjanji macam-macam,”
pungkas Suroso ketika diinterview DIPLOMASINEWS.NET, Rabu, 23 Januari 2019.
Sementara
itu, Camat Songgon, Kunta Prastawa, SH, MM, ketika ditemui DIPLOMASINEWS.NET di
ruang kerjanya, Rabu, 23 Januari 2019, berucap bahwa dirinya masih akan
berkonfirmasi dengan desa yang warganya masih saja ada yang menghuni rumah yang
tak layak huni [ TLH ] tersebut.
“Matur
nuwun atas infonya, ya. Secepatnya kami akan berkoordinasi dengan pihak desa
tersebut,” ucapnya kepada media online
ini.
Hingga
berita ini di-online-kan,
rumah berdinding bambu milik pasutri yang berada di Desa Bedewang, itu masih ‘miring’
dan tersangga tiga batang bambu di setiap sudut-sudutnya agar tidak ‘ambruk’
dan rebah ke tanah.
Onliner : andri/nanang
Editor :
roy enhaer