Ketika PTSL ‘Diintervensi’ oleh Dinasty
http://www.diplomasinews.net/2019/02/ketika-ptsl-diintervensi-oleh-dinasty.html
SELAMAT
DATANG DI WRINGINPITU :
‘Wajah’ kantor Desa Wringinpitu, Tegaldlimo, Banyuwangi, ini, telah mengambil
program PTSL [ image : roy
enhaer/diplomasinews.net ]
DIPLOMASINews.Net_WRINGINPITU_TEGALDLIMO_Program Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap [ PTSL ] yang tengah digencarkan oleh Badan Pertanahan
Nasional [ BPN ] itu akan mampu mendorong kemajuan ekonomi masyarakat
bawah. Pasalnya, sertipikat yang dimiliki oleh masyarakat tersebut dapat menjadi
barang yang sangat berharga, dan suatu saat bisa ‘disekolahkan’ kepada pihak
bank dan atau lembaga keuangan.
Adalah Desa
Wringinpitu, Tegaldlimo, Banyuwangi. Kini, desa tersebut juga ‘mengambil’ program PTSL yang dalam pengerjaannya dikelola oleh
kelompok masyarakat [ pokmas ] desa setempat.
Catatan DIPLOMASINews.Net,
di lapangan bahwa Desa Wringinpitu telah mengantongi kuota program PTSL sebanyak
3.500 bidang. Sementara itu, jumlah pemohon yang tercatat sudah menembus pada
kisaran 3.265 pemohon.
“Hingga hari
ini, kami mendapatkan kuota 3.500. Dan, pemohon yang terdaftar sudah mencapai angka
3.265,” terang Paimin, ketua pokmas PTSL Desa Wringinpitu, ketika diwawancarai
DIPLOMASINews.Net, Kamis, 14 Februari 2019, di ruang kerjanya.
SEKADAR
‘NOTO-NOTO : Kepala
Desa Wringinpitu, Budi Purnomo, telah menangkap aspirasi ribuan rakyatnya soal
program PTSL di desanya. [ image :
roy enhaer/diplomasinews.net ]
Sementara itu,
Kepala Desa Wringinpitu, Budi Purnomo, ketika di-confirm- DIPLOMASINews.Net, dalam konteks program PTSL itu,
mengatakan, jika pihaknya berada ‘di luar ring’ atas pengelolaannya. Segala sesuatu yang terkait dengan program
tersebut sudah diserahkan dan ada pihak yang mengaturnya, yaitu, kelompok
masyarakat [ pokmas ].
“Kami sudah tak
ikut ‘cawe-cawe’ dalam soal PTSL, itu,” jelas orang nomor satu di Desa
Wringinpitu, itu.
Ndilalah, tanpa disengaja, ‘telinga’
DIPLOMASINews.Net, telah mendengar bahwa program Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap [ PTSL ], tersebut ternyata telah ‘terinfiltrasi’ atau ‘disusupi’ oleh
oknum ‘orang dalam’ sendiri. Lagi-lagi, daun telinga media online ini telah
mendengar bahwa yang dimaksud dengan ‘orang dalam’ itu adalah ‘istri’ orang
nomor satu di desa tersebut. Dan, ketika orang nomor satu di desa itu ‘disinggung’
soal kenapa ‘orang dalam’ itu ikut di dalamnya. Katanya, ia sekadar ikut ‘noto-noto’
[ ikut membantu ] saja.
“Wong program PTSL kok digarap model ‘dinasty’,”
kata nara sumber yang enggan di-online-kan
namanya itu.
Onliner : andri/nanang
Editor :
roy enhaer