Budi, Arsitek 'Ogoh – Ogoh' di Balik Nyepi


KARYA SENI BUDI : Seni itu tak harus mahal bahan bakunya, tetapi yang mahal itu sentuhan terakhirnya. [ images : roy enhaer/diplomasinews.net ]


DIPLOMASINEWS.NET_BLOKAGUNG_BANYUWANGI_Bagi orang kebanyakan dan awam, Ogoh-ogoh adalah  ‘boneka raksasa’  yang diarak keliling desa ketika menjelang malam sebelum Hari Raya Nyepi, dan kemudian ditingkahi dengan iringan gamelan Bali, Bleganjur. Kemudian, Ogoh-ogoh itu pun akhirnnya dibakar.   

Seperti para muda Hindu di Pura Bukit Amertha, Dusun Kalisuro, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, Jawa Timur, itu, ketika ditemui DIPLOMASINEWS.NET, menjelang senja, 17.00 WIB, pada Selasa, 05 Februari 2019. Para pemuda itu telah terlibat pembuatan patung raksasa Ogoh-ogoh.    

“Ah, masih belajar kok. Saya mengerjakan Ogoh-ogoh tidak sendiri, tapi dibantu teman – teman di sini. Saya  itu otodidak,” aku Budi, kepada DIPLOMASINEWS.NET, ketika ditemui di lokasi pembuatan Ogoh-ogoh, Selasa, 05 Februari 2019.

Budi adalah salah satu tokoh pemuda di Pura Bukit Amertha, yang sering disebut-sebut sebagai ‘desainer’ pembuatan Ogoh-ogoh, setiap kali menjelang Nyepi dilaksanakan. Dan, Budi selalu mengelak jika disebut sebagai perancangnya. Menurutnya, Ogoh – ogoh adalah karya seni patung dalam kultur Bali. Ia merupakaan simbolisasi dan penggambaran kepribadian Bhuta Kala dalam wujud patung Raksasa. Selain wujud raksasa, Ogoh – ogoh sering digambarkan sebagai sosok berpostur tinggi besar dan menakutkan. Ia digambarkan dalam wujud makhluk – makhluk penghuni alam mayapada.

KARYA OTODIDAK : Budi mengaku hanya otodidak dalam mendesain patung seni Ogoh – Ogoh tersebut [ images : roy enhaer/diplomasinews.net ] 


“Pembuatan Ogoh-ogoh tak harus dengan bahan mahal. Saya suka mencari bahan baku yang gampang ditemukan di sekitar kita. Yang penting kan sentuhan terakhirnya,” terang Budi, di sela-sela menyempurnakan atas karya seni patung Ogoh-ogoh-nya, itu. Soal biaya pembuatan Ogoh-ogoh, kali ini, dengan sedikit enggan, ia menyebut angka hanya kisaran Rp. 1,5 juta hingga Rp. 2 juta, saja.

Menurut Budi, karya seni Ogoh-ogoh tersebut sebisa mungkin diambil dari  bahan yang sangat sederhana dalam pembuatannya. Baginya, karya seni itu bukan soal benar atau salah, tetapi, pantes atau tidak pantes ketika dilihat oleh mata. Memiliki nilai artistik atau tidak. Bahkan, karya seni itu akan bisa  ‘dinikmati’  mata ketika di dalamnya terdapat ‘roh’ yang seolah hidup.

‘Itulah seni. Mesti dilihat dan dinikmati dengan hati,” pungkas Budi, sembari mengantar DIPLOMASINEWS.Net, untuk melihat-lihat karya seni patung Ogoh-ogoh –nya, itu.

Onliner      : roy enhaer/diplomasinews.net  

Related

Cover Story 6833875422707065222

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item