‘Misteri’ Sendang Kiai Busairi, dan Gelaran Maulud Nabi
DIPLOMASINEWS.NET - JEMBER - Sendang atau sumber mata air alami di Dusun Krajan, Desa Kebaman, Kecamatan Srono, Banyuwangi, Jawa Timur itu diyakini banyak menyimpan ‘misteri’ di dalamnya.
Pantauan media daring ini di lokasi tersebut, Jumat Legi, 22 Oktober 2021, sendang atau mata air yang tak pernah surut meski ‘ketigo ngerak’ atau musim kemarau panjang sekali pun itu selalu menjadi ‘jujugan’ masyarakat yang ingin ‘bertawasul’ memohon limpahan berkah - Nya.
Masih pantauan media daring ini bahwa tak jauh dari sendang tersebut terdapat bangunan ‘langgar’ kuno yang kini sudah direhab ulang. Juga, di sebelah kiri sendang itu terdapat gundukan tanah pusara dipagar besi yang diketahui sebagai makam almarhum Kiai Busairi.
Sementara itu, Yanto, juru kunci makam Kiai Busairi, ketika ditemui media daring ini bercerita tentang kisah nyata asal mula sendang tersebut. Kisahnya, bahwa semasa Kiai Busairi masih ‘sugeng’ dulu, beliaulah sesungguhnya yang menggali dan membangun sendang itu.
Masih menurutnya, ternyata fungsi sendang itu ketika sudah jadi sengaja diperuntukkan untuk ‘meruwat’ sekaligus sebagai sarana menggembleng, menggodok atau mewejang para santrinya.
“Intinya, sendang itu oleh almarhum Kiai Busairi digunakan untuk ‘alat wejangan’ agar para santrinya berjiwa bersih dan berakhlak mulia,” terang Yanto berurai - urai.
Masih menurutnya, meski keberadaan sendang itu kurang terawat tetapi tetapi banyak yang meyakini bahwa jika sedang berada di kawasan itu dilarang berlaku sombong dan berucap kurang sopan, secara mitos akan diperlihatkan ‘penampakan’ berupa binatang ular sebesar pohon kelapa yang ‘melungker’ di areal sendang itu.
“Tak hanya itu, seekor lele putih sebesar betis juga menampakkan diri di sendang itu. Silakan percaya atau tidak,” tegas Yanto.
Sementara itu, pada Jumat Legi, lalu, musala yang didirikan almarhum Kiai Busairi tersebut tengah menggelar acara peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW sekaligus acara ‘haul’ Kiai Busairi yang dihadiri Kiai Haji Thoha sebagai pen - tausyiahnya.
Dalam tausyiahnya, acara ‘haul’ seperti saat itu diharapkan agar kita yang masih hidup di dunia fana tersebut bisa mengambil ilmu dan hikmah atas kemuliaan hidup dari Kiai Busairi dalam berjuang menegakkan Islam dan ajarannya.
“Intinya, kita yang masih hidup ini bisa mencontoh kebaikan dan kemuliaan beliau semasa hidup,” pungkas Kiai Thoha ketika ditemui usai acara.
Contributor : Yanto
Editor : Roy Enhaer
Publisher : Oma Prilly