Mahasiswa BBK-6 Unair Hadirkan Inovasi Gummy Sehat untuk Cegah Stunting dan Dorong UMKM di Desa Grajagan
Diplomasinews.net - Grajagan - Banyuwangi — Stunting atau linear growth failure masih menjadi salah satu tantangan kesehatan masyarakat di Indonesia. Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis yang terjadi sejak masa kandungan hingga usia balita, dan berdampak pada pertumbuhan fisik serta perkembangan kognitif anak. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan RI pada 26 Mei 2025, prevalensi stunting nasional berhasil ditekan hingga 19,8%, menurun dari 21,5% pada tahun sebelumnya.
Narendra Andanara, mahasiswa BBK-6 Unair Surabaya menjelaskan bahwa Desa Grajagan, yang terletak di Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, masih mencatat beberapa kasus stunting meskipun trennya menurun setiap tahun. Desa ini terdiri dari lima dusun: Bulusari, Curahjati, Grajagan Pantai, Kampung Baru, dan Sumberjati. Di tengah upaya penanggulangan masalah gizi ini, mahasiswa Universitas Airlangga yang tergabung dalam kelompok BBK-6 menghadirkan inovasi berupa produk gummy bear sehat berbahan dasar oatmeal, kedelai, dan bayam.
Program ini dirancang sebagai respon terhadap dua isu utama di Desa Grajagan: tingginya angka stunting dan meningkatnya konsumsi gula pada anak-anak. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi prediabetes pada anak usia 0–15 tahun melonjak dari 10,2% di tahun 2007 menjadi 28,8% di 2018, sebagian besar disebabkan oleh konsumsi tinggi gula dari makanan dan minuman seperti permen.
Melalui inovasi gummy bear yang mengandung vitamin A, B, K, zat besi, kalsium, fosfor, magnesium, dan mangan, mahasiswa BBK-6 Unair berharap dapat menawarkan alternatif camilan sehat sekaligus bergizi. Produk ini tidak hanya menjadi solusi camilan rendah gula, namun juga menjadi bagian dari edukasi gizi anak yang berkelanjutan.
Tak hanya menyoal aspek kesehatan, program ini juga menyasar pemberdayaan ekonomi lokal. Bahan baku utama seperti kedelai dan bayam diperoleh langsung dari petani sekitar Desa Grajagan, menciptakan rantai pasok berbasis desa dan memperkuat pertanian keluarga.
Melalui pelatihan pembuatan gummy dan pengelolaan usaha, ibu rumah tangga didorong untuk memulai usaha rumahan yang berbasis pada produk tersebut. Inisiatif ini sejalan dengan upaya pengembangan UMKM di tingkat desa, sekaligus membuka peluang usaha baru yang berkelanjutan.
Program pengabdian mahasiswa BBK-6 Universitas Airlangga di Desa Grajagan menjadi contoh nyata sinergi antara solusi kesehatan masyarakat dan pemberdayaan ekonomi. Dengan pendekatan inovatif dan kolaboratif, mereka tak hanya berkontribusi dalam penurunan angka stunting, namun juga membangun fondasi ekonomi lokal yang kuat dan berdaya saing.
Courtesy : Narendra Andanara - Universitas Airlangga
Publisher : Oma Prilly