Ketika Suharno ‘Nguri-Uri’ Seni Tradisi

Sejenak Bersama Suharno, SPd, Sosok Guru dan Seniman Serba Bisa

NGURI-URI TRADISI : Ketika Suharno di tengah-tengah ‘sejuta’ penarinya. [ image : es ]


BANYUWANGI_ DIPLOMASINEWS.NET _ Hidup menetap di pinggir hutan pinus tidak membuatnya pupus untuk berkreasi meraih prestasi. Suasana pedesaan yang sepi, tenang nan asri mampu membawa karirnya sebagai seniman menjadi popular.

Darah seni yang mengalir dari kedua orang tuanya sejak kecil mengantarkan Suharno,SPd menjadi salah satu seniman papan atas di kabupaten Banyuwangi.  Hal ini dibuktikan oleh guru negeri pengajar kesenian di SD Negeri 1 Songgon kabupaten Banyuwangi itu menjadi guru berprestasi terbaik bidang kesenian se kabupaten Banyuwangi tahun 2018. Predikat guru berprestasi terbaik di bidang seni ini disandang Suharno setelah menyisihkan puluhan guru seni yang bertarung dalam pemilihan lomba Guru Berprestasi yang diadakan oleh Dinas Pendidikan kabupaten Banyuwangi beberapa bulan lalu.

Setelah bersaing dengan menunjukkan kemampuan yang dimilikinya. Suharno mampu meraih predikat sebagai juara I Guru Berprestasi Bidang Seni tingkat Kabupaten Banyuwangi. Dengan menyandang sebagai guru berprestasi terbaik di Banyuwangiini, maka pria asal Dusun Gumuk Candi Desa Songgon itu akan mewakili kabupaten Banyuwangi dalam lomba serupa tingkat Propinsi Jawa Timur mendatang. Seleksi pemilihan guru terbaik bidang seni tahun 2018 kali ini terbilang sangat ketat. Sebab peserta selain harus mampu menguasai jenis tari tradisional. Para guru seni itu wajib menguasai semua jenis alat music tradisional maupun modern. Artinya, untuk menjadi juara dengan predikat terbaik seorang guru seni harus mampu memainkan segala jenis alat musik.


DARAH SENI : Darah seni Suharno selalu mengalir dan menginspirasi di tengah-tengah para penari [ image : ES ]  


“Wah seleksinya sangat ketat. Sebab kita dituntut bisa nyanyi, menari serta memainkan alat music tradisional seperti semua jenis gamelan mau pun alat music modern seperti gitar, keyboard, orgen dan lainnya. Pokoknya semua jenis alat music wajib bisa.” tutur Suharno dengan ramah kepada DIPLOMASINEWS.NET, pekan lalu.

Pria yang tinggal di pinggir hutan pinus Gumuk Candi, desa Songgon, Banyuwangi, itu sudah menggeluti bidang kesenian sejak kecil. Suharno lahir dari keluarga berdarah seniman. Kedua orang tuanya yang berasal dari Jogjakarta dulu di tahun 60-an dikenal sebagai pemain dan sutradara seni ketoprak Mataraman. Sedang ibunya sebagai sinden yang handal di jamannya. Bakat seni itu sudah muncul sejak Suharno di sekolah dasar. Ketika masih duduk di SMP Kosgoro Pesanggaran dulu, ia pun sudah mampu menari. Bahkan menjadi pelatih teman-temannya setiap akan ada gelaran pentas seni.

Pria kelahiran desa Kedungringin itu ternyata memiliki segudang prestasi. Selain bisa menari ia juga menjadi pelatih dan pencipta tari. Tidak hanya tari tradisional Banyuwangi saja, bapak dua anak ini juga mampu menari tari Jawa.

Berbagai prestasi pernah diraihnya dari tingkat daerah hingga nasional. Bahkan beberapa kali Suharno bersama tim tarinya pernah diundang Presiden untuk tampil di Istana Negara.  Kini dengan Padepokan Sanggar Tari Tawang Alun yang didirikannya di dusun Gumuk Candi sejak puluhan tahun lalu, di luar jam dinas sebagai Guru PNS di SD Negeri 1 Songgon. Suharno tiap sore melatih ratusan anak remaja yang berlatih tari di Sanggarnya. Bahkan ia sering dipanggil privat untuk melatih di beberapa desa.

“Kami ingin ada generasi muda yang bisa melestarikan kesenian tradisional Banyuwangi. Makanya kami mendirikan sanggar tari ini untuk melatih tari serta membina mental anak remaja agar lebih punya ketrampilan.” ungkap pria alumni Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya itu menceritakan tentang misinya kedepan.

Onliner : embi supriyadi
Editor    : roy enhaer

Related

Cover Story 8247938709015352172

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item