Darah Itu Merah, Jendral

Oma Prilly

Hingga hari ini, kematian sang brigadir yang kabarnya 'diberondong' sekujur tubuhnya dengan senjata Glock 17 itu telah memasuki 'petangpuluh dino' lebih atau hari keempat puluh lebih.

Meski saya bukan 'sanak kadang' sang brigadir yang kini telah 'rest in peace' di alam sana, tak ada salahnya jika ikut bersungkawa sedalam - dalamnya atas keberpulangannya.

Meski sang pelakunya sendiri ketika berminta maaf ke banyak pihak, ternyata tidak sepotong kalimat pun yang keluar dari mulutnya itu berucap maaf kepada sang brigadir, kepada manusia yang pernah 'dibedil' bersama 'geng' nya  sendiri itu. Kepada manusia yang loyal dan tak diragukan kesetiaannya. Bahkan sang jendral itu juga ikut serta 'melobangi' tubuh sang ajudan itu hingga tersungkur dan terkapar bermandi darah merah. 

Sang brigadir pun meregang nyawa, detak jantung sepi, denyut nadi terhenti, sinar mata kosong tak berisi, wajah pucat pasi, suasana hening dan sepi. Karena ada manusia yang telah 'dijemput' oleh kematian.

Tetapi di atas tubuh anak manusia yang terjerembab mati itu ternyata masih ada manusia - manusia yang 'terbahak - bahak' puas di balik hati mereka yang sesungguhnya telah beku, membatu dan mati itu.

Akhirnya, hanya ada sepenggal kalimat yang tidak pernah mampu 'terdengar' oleh telinga siapa pun, yaitu : darah itu merah, Jendral!

Oma Prilly
Minggu, 28 Agustus 2022.

Related

Cover Story 7759537000211733030

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item