Kirab 'Sepuluh Ewu Endog' dan Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Kaotan, Kades Hairi : Uri - Uri Tradisi, Teladani Nabi
![]() |
SEPULUH EWU : Kepala Desa Kaotan, Moh. Nur Hairi ketika berurai - urai di helatan Kirab Akbar Sepuluh Ewu Kembang Endog dan Pentas Seni serta Maulid Nabi Muhammad SAW di desanya. [ image : roy ] |
DIPLOMASINEWS.NET - Kaotan, Banyuwangi - Siang itu, seluruh warga Desa Kaotan dibuat geger dan heboh. Pasalnya, tepat 13.00 Wib, Rabu, 27 September 2023, gelaran bertajuk Kirab Akbar Sepuluh Ewu Kembang Endog dan Pentas Seni telah dipawaikan di sepanjang jalan hingga melintasi sudut - sudut kampung di Desa Kaotan, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, Jawa Timur.
Catatan media online ini di tempat acara bahwa acara budaya kirab endog - endogan di Desa Kaotan tersebut memang menjadi tradisi tahunan ketika datangnya bulan Mulud. Atau dalam kalender Islam disebut bulan Rabiul Awwal.
Menyengatnya matahari siang itu ternyata tak membuat 17 [ tujuh belas ] peserta kirab bertajuk Sepuluh Ewu Endog di Desa Kaotan tersebut untuk tidak bersemangat justru semakin menghidupkan suasana kawasan desa itu menjadi meriah, bergembira bareng - bareng serta nyaman untuk ditontonikmati ribuan warga.
Sementara itu, Kepala Desa Kaotan, Moh. Nur Hairi ketika dijumpai usai acara menuturkan bahwa gelaran 'Kirab Akbar
Sepuluh Ewu Kembang Endog dan Pentas Seni dalam Rangka Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H' tersebut berlangsung sejak enam tahun lalu.
"Untuk kirab endog - endogan kali ini diprediksi sebanyak 35.000 biji telur yang dikirab," ucap kades Kaotan itu.
![]() |
KIRAB ENDOG : Tradisi kirab ribuan 'endog' di Desa Kaotan, Banyuwangi, Jawa Timur. [ image : roy ] |
Lanjut kades Kaotan itu bahwa gelar tradisi budaya endog - endogan pada momentum Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut benar - benar menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat di desa itu. Itu tradisi yang mesti diuri - uri, mesti dilestarikan dan yang lebih penting lagi adalah mesti meneladani perilaku serta akhlakul karimah Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Masih lanjutnya, sesungguhnya di balik acara budaya kirab tersebut bisa menjadi ajang silaturahmi antar warga desa. Antar pemimpin dengan yang dipimpin. Juga sebagai ajang solidaritas, kebersatuan dan kegotongroyongan antar warga desa.
"Kebersatuan dan kegotongroyongan itu adalah utama," ucap orang nomor satu di Desa Kaotan itu menyudahi.
Onliners : Roy/Yad
Editor : Roy Enhaer
Publisher : Oma Prilly