Tour de 'Pancal', Jalan Lobang Ditambal Aspal
https://www.diplomasinews.net/2025/07/tour-de-pancal-jalan-lobang-ditambal.html
![]() |
Roy Enhaer |
AKU angkat topi tinggi-tinggi untuk Banyuwangi yang menghelat even tahunan dan sudah terlakoni bertahun - tahun yang bertajuk Tour de Banyuwangi Ijen [ TdBI ] 2025 itu. Jujur, aku angkat jempol hingga empat biji. Dua jempol tangan dan dua lagi jempol kakiku demi mangayubagya, ikut bersuka cita serta auto apresiasitif pada Banyuwangi atas balapan sepedhah pancal bergengsi level dunia itu.
Sekali lagi, aku angkat topi setinggi mungkin bahwa Banyuwangi sedang memijarkan lampu di puncak ketinggian mercu suar. Dan, mercu suar Indonesia itu cepat atau lambat, believe it or not, percaya atau tidak, ia akan bersinar menyilaukan dunia yang sumber cahayanya memancar terang dari Banyuwangi.
Sekali lagi, Banyuwangi sedang dan akan terus mempercantik diri dari segala
sisi.
Sementara itu, para pebalap sepeda kelas dunia itu berpacu saling berebut nomor satu menyusuri ratusan kilometer jalan aspal yang melintang, membujur, naik – turun, berkelok, dan membelah bumi Blambangan Banyuwangi. Ribuan manusia Banyuwangi berjajar dan empet - empetan berjubal di pinggir aspal yang dilintasi para pebalap.
Bagiku, dalam konteks berita, bahwa Tour de Banyuwangi Ijen adalah helatan olah raga yang meriah, megah, gagah, dan mesti diaplausi dengan tepuk tangan sembari teriakan wauw. Dan, bagiku, berita yang menarik itu sesungguhnya justru berita yang muncul dari balik berita itu sendiri.
Contoh nyata, bahwa sebelum balapan sepeda uklik itu digelar, teramat banyak jalan berlobang yang dijadikan rute balapan. Tapi, kini ujug-ujug tertambal aspal demi menyambut helatan olah raga mondial berkelas dunia itu. Pertanyaannya, benarkah jalan berlobang itu ‘wajib’ ditambal jika hanya akan ada tamu manca negara yang tengah balapan seperti sekarang ini? Meski kemarin lusa sangat banyak rakyat sendiri yang kejlungup dan tersungkur di lobang jalanan tapi pihak terkait enggan dan tak bersegera menambal aspal seperti hari-hari ini.
Ah, tibak - nya jalan berlobang dan lobang berjalan yang tertambal aspal itu sekadar demi menyambut Tour de 'Pancal' alias Tour de Banyuwangi Ijen saja.
Finally, aku dan ribuan penonton yang sejak pagi njanggruk di pinggir jalan demi melihat dari jarak dekat
para pebalap sepeda kasta dunia itu meski hanya sak kelebatan saja. Apa pun hasilnya, aku harus tetap angkat topi dan acungkan jempol tinggi - tinggi untuk Banyuwangi.
Roy Enhaer
Banyuwangi, Monday, July 28, 2025