Andai Aku Seorang Jurnalis [ Tulisan Dua Tahun Lalu ]
http://www.diplomasinews.net/2019/02/andai-aku-seorang-jurnalis-tulisan-dua.html
MESKI
masih debatable soal tepatnya tanggal berapa lahirnya Hari Pers Nasional [ HPN
], itu, aku ora urus dan tak peduli soal itu.
Pokoknya, kuucapkan dirgahayu buat pers nasional.
Apakah
organisasi profesi itu didirgahayui atau tidak, bagiku tak penting. Yang
penting adalah sejauh mana independensi para pelaku pers itu dalam berkarya dan
sanggup berdiri tegak lurus di tengah - tengah tanpa keberpihakan. Sudahkah pers
nasional itu steril dan tidak terseret - seret menjadi jurnalisme partisan yang
pernah terjadi pada pilpres beberapa tahun lalu itu?
Jurnalis
di kampungku, misalnya. Dalam praktiknya, banyak oknum jurnalis yang tak cukup
steril dan acapkali gadaikan idealitas mereka ketika berhadapan dengan
penguasa dan juga pengusaha. Tak jarang mereka beraksi ‘jual diri’ demi
kepentingan perut sendiri. Aku menyebutnya sebagai jurnalisme ‘penjilat’ pantat
pejabat dan jidat konglomerat.
Bagaimana
dengan kualitas uji kompetensi wartawan [ UKW ] jika para kuli disket itu
sterilitasnya masih belum steril dari power kekuasan dan kesaktian pengusaha? Bagaimana dengan verifikasi yang baru saja dilakukan oleh dewan pers
itu?
Faktanya,
kenapa masih saja terjadi simbiotik mutualistik atau dum-duman amplop antara
oknum jurnalis dengan pihak-pihak pemberi upeti itu?
Betapa
pun, aku ucapkan dirgahayu Hari Pers Nasional 2017. Ah, andai aku seorang
jurnalis.
@roy
enhaer
Banyuwangi, Kamis, 9 Februri, 2017