Mengais ‘Receh’ di Puncak Gumitir
https://www.diplomasinews.net/2018/10/mengais-receh-di-puncak-gumitir.html
DIPLOMASINEWS.NET _ GUMITIR _ Tuhan itu Maha Adil dan Maha Membagi Rejeki atas seluruh makhluk-Nya. Contohnya, lelaki bernama Mulyadi, 25 tahun, itu dalam mencari nafkah sehari-hari ‘memilih’ di tengah hutan di lereng gunung Gumitir.
Mata pencaharian lelaki asal Garahan, Jember
itu, sesungguhnya hanya ‘mengawal’ lalu-lalang ratusan kendaraan yang tengah
melintasi gunung Gumitir yang secara geografis berada di Desa Garahan, Sempolan,
Jember, Jawa Timur.
Di tempat itulah, tugas ‘mulia’ Mulyadi, harus
mengatur laju ratusan kendaraan dari dua arah berlawanan ketika melintas di
tikungan tajam dan sempit agar tak terjadi insiden tabrakan antar keduanya.
Di tengah hutan Gumitir itu, ia tidak sendiri. Sekitar 27 [ dua puluh tujuh ] orang ‘senasib’ seperti Mulyadi telah mengais rejeki dan menjumputi receh demi receh yang sengaja dilempar oleh para pengguna jalan dari atas kendaraan demi ‘jasa’ mereka.
Di tengah hutan Gumitir itu, ia tidak sendiri. Sekitar 27 [ dua puluh tujuh ] orang ‘senasib’ seperti Mulyadi telah mengais rejeki dan menjumputi receh demi receh yang sengaja dilempar oleh para pengguna jalan dari atas kendaraan demi ‘jasa’ mereka.
“Terus, terus, terus,” teriak Mulyadi dengan
aksen Madura kental sembari tangannya melambai di antara merayapnya kendaraan
yang membelah gunung Gumitir, itu. [ Rabu, 24 Oktober 2018 ].
Ketika ‘digoda’ DIPLOMASINEWS.NET dengan beragam
pertanyaan tentang mengapa ia memilih ‘pekerjaan’ di tempat itu? Berapa omzet per hari atas pekerjaan yang ditekuninya itu? Cukup atau tidak hasilnya untuk mbelonjo istri dan anak-anak di rumah?
“Ya dicukup-cukupkan, lah. Daripada nyolong barang orang lain,” jawab Mulyadi pendek ketika ditanya apa motivasi dan apa
yang sesungguhnya dicari atas ‘pekejaan’ nya itu.
Terus, terus, terus. Lembar-lembar kertas dua
ribuan beterbangan di antara roda-roda kendaraan yang melindas aspal dan gemerincing
logam receh yang tercecer di hitamnya hotmix di punggung gunung Gumitir.
Onliner : roy enhaer
Photographer :
wati