‘Kampoeng Primitif’, Lahir dari Para Pemuda Kreatif
https://www.diplomasinews.net/2018/11/kampoeng-primitif-lahir-dari-pemuda.html
courtesy : direktori_wisata_com
DIPLOMASINEWS.NET_PURWODADI_BANYUWANGI_Banyuwangi sangat kaya dengan destinasi wisata. Tempat-tempat wisata benar-benar menjamur di kabupaten paling ujung timur di pulau Jawa itu dan berbanding lurus dengan derasnya kunjungan wisatawan ke Bumi Blambangan.
Contoh salah satu yang paling gres dari destinasi wisata di Banyuwangi
adalah ‘Kampoeng Primitif’ yang berada di Dusun Krajan, Purwodadi, Gambiran,
Banyuwangi, Jawa Timur. Kampoeng Primitif sesungguhnya akronim dari ‘Prima dan
Inovatif’. Awalnya, ia lahir atas
gagasan murni dan dibidani oleh anak-anak muda Desa Purwodadi yang melihat
potensi alam di desa mereka.
Akhirnya, kawasan yang dulu tak pernah dilirik
oleh siapa pun, itu, kini telah ‘disulap’ menjadi obyek wisata layak jual dan
layak kunjung dalam konteks industri pariswisata. Dan, lebih dari itu,
anak-anak muda di desa tersebut ingin membangun ekonomi masyarakat di sekitarnya
agar menggeliat dan tumbuh maju ke depan.
Sementara itu, Ketua Kelompok
Sadar Wisata [ Pokdarwis ] Desa Purwodadi, Subandi Winoto, berucap bahwa anak-anak
muda milenial di desa ini, di samping
memiliki talenta di bidang taman, mereka
juga memiliki ide-ide segar dan otak kreatif. Dari dua hal itulah, akhirnya
para pemuda dengan nyata mengaplikasikannya dan membangun ‘Kampoeng Primitif’
yang konsepnya berlatar belakang peradaban masyarakat ‘primitif’ atau
prahistori.
“Lahirnya ‘Kampoeng Primitif’ itu murni dari kreativitas pemuda. Diharapkan,
ia bisa menjadi wadah dan ruang ekspresi untuk kembangkan potensi alam di Desa
Purwodadi,” kata Subandi, kepada DIPLOMASINEWS.NET, Jumat, 02 Nopember 2018.
Masih menurutnya, masyarakat pengunjung sangat kagum atas keberadaan
sosok-sosok ‘primitif’ yang tengah beradegan di “Kampung Primitif’ itu, karena
di balik itu semua ada rasa persatuan, kegotongroyongan, dan perdamaian yang
perlu menjadi teladan.
Di tempat
terpisah, Ari, ketua destinasi ‘Kampoeng Primitif’, menuturkan kepada
DIPLOMASINEWS.NET, salah satu faktor ‘sepi’ nya pengunjung yang berkunjung ke
wisata tersebut dikarenakan faktor ‘laip’ atau lesunya perekonomian masyarakat akhir-akhir
ini.
“Kalau
hari-hari biasa omzet kami hanya kisaran seratus ribuan. Dan, pada hari libur
dan Minggu, bisa satu jutaan per hari. Karena banyak wisatawan dari luar kota,”
pungkas Luluk Wijaya, penjaga ticketing
di Kampoeng Primitif, kepada DIPLOMASINEWS.NET, Jumat, 02 Nopember 2018.
Onliner : adi/andri
Editor :
roy enhaer