Di Banyuwangi, Hutan Lindung ‘Disulap’ Jadi Hutan Produksi
https://www.diplomasinews.net/2018/12/ketika-hutan-lindung-disulap-jadi-hutan.html
'SORGA EMAS' TUMPANG PITU : Ketika hutan lindung 'disulap' menjadi 'sorga emas' di Tumpang Pitu, Banyuwangi, Jawa Timur [ image : ist ]
DIPLOMASINEWS.NET _ BANYUWANGI _ Kantor pemerintah
kabupaten Banyuwangi telah ‘dilurug’ oleh Forum Rakyat Banyuwangi yang bergabung
dengan 10 [ sepuluh ] aktivis dari Solo, Surabaya, Jember, dan Bondowoso, pada
Kamis, 27 Desember 2018. Mereka berorasi sambil ‘mbengok-mbengok’ menyuarakan
tolak tambang atas keberadaan ‘gunung emas’ di hutan lindung Tumpang Pitu, Banyuwangi,
Jawa Timur.
Salah satu orator aksi tolak tambang, Jaenal
Arifin, berteriak lantang menolak tegas atas tambang emas di Tumpang Pitu
tersebut karena hutan yang awalnya berstatus hutan lindung kini telah ‘disulap’
menjadi hutan produksi yang telah ‘diacak-acak’ oleh tangan-tangan ‘setan’
antara pengusaha yang ‘bermesraan’ dengan penguasa.
DIAM ITU EMAS : M. Yunus, salah satu aktivis ketika
berorasi tolak tambang emas Tumpang Pitu, di depan pemkab, Banyuwangi. [ image :
dien ]
Teriaknya lagi, akibat tidak ada rasa tangung
jawab dari pemerintah Banyuwangi. Pada gilirannya yang jadi korban adalah
rakyat kecil. Salah satu contohnya adalah sekadar mencari kayu ranting saja, ia
ditangkap dan diadili.
“ Faktanya, di Tumpang Pitu ada perusahaan besar
merubah hutan lindung menjadi hutan produksi. Kenapa pemerintah daerah tidak
ada tindakan sama sekali? “ teriak Jaenal Arifin dalam orasinya.
Lanjutnya, kami Forum Rakyat Banyuwangi dengan
dirubahnya status hutan lindung menjadi hutan produksi adalah merupakan dibukanya
pintu neraka pada kami.
Sementara itu, M. Yunus, Sang Macan Blambangan,
menambahkan, bahwa secara pribadi dirinya sebagai rakyat Banyuwangi sangat
mengapresiasi dan mendukung Forum Rakyat Banyuwangi untuk tolak tambang emas
yang ada di ‘Gunung Emas’ Tumpang Pitu, tersebut.
“Karena sejak dirubahnya status hutan lindung
dirubah menjadi hutan produksi ini jelas jelas-sangat menyengsarakan rakyat
Banyuwangi dan sekitarnya, “pungkasnya, ketika ditemui DIPLOMASINEWS.NET, di
tengah-tengah orasi tolak tambang itu berlangsung, Kamis, 27 Desember 2018.
Onliner :
dien
Editor : roy enhaer