ANAK TERSAYANG DI ‘UJUNG PEDANG’
https://www.diplomasinews.net/2018/08/anak-tersayang-di-ujung-pedang.html

Nabi
Ibrahim amat sangat menyayangi Ismail, putranya. Ismail muda itu pun mencintai
penuh bakti pada ayahandanya. Tapi, ketika gugusan cinta antara anak-bapak itu
menggumpal dan bersenyawa, Allah memberikan ‘ujian’ dan ‘adu nyali’ yang
teramat berat buat mereka. Ujian yang mampu
‘membetot’ jantung hati setiap manusia di kolong jagat ini.
‘Ujian’
itu adalah perintah Allah buat Nabi Ibrahim dan Ismail. Perintah agar seorang
ayah ‘penggal’ leher anak semata wayang yang dicintainya. Anak kinasih belahan
jantungnya. Pedih hati Nabi Ibrahim. Dengan hati sedih bahwa perintah
‘eksekusi’ oleh Allah itu ia sampaikan pada Ismail. Apa yang terjadi atas
peristiwa haru biru antara anak dan bapak itu?
Astaghfirullah!
Justru Ismail mempersilakan agar ‘eksekusi’ atas dirinya itu disegerakan.
Baginya, itu adalah semata-mata perintah Allah SWT. Ismail menyuruh ayahandanya
untuk melaksanakan perintah_Nya itu sesegera mungkin ‘memenggal’ lehernya. la
berserah diri kepada Allah dan berharap menjadi bagian dari kelompok
orang-orang yang bersabar.
Hingga di
ujung usia senjanya, Nabi Ibrahim baru bisa mendapatkan keturunan, yaitu
Ismail, anak laki-laki semata wayangnya. Ibrahim adalah nabi. Ia tak pernah
ragu menjalankannya atas semua perintah_Nya. Ismail pun begitu sabar dan ikhlas
menerima perintah Allah.
Penuh
haru. Ke dua lelaki anak dan bapak yang hebat penuh kesabaran itu bergegas
mencari tempat yang tepat untuk melakukan penyembelihan. Tubuh Ismail
dibaringkan di atas bebatuan yang rata dan halus. Agar Nabi Ibrahim tak melihat
wajah terakhir anak kinasihnya, sepotong kain ditutupkan pada wajah Ismail.
Tepat
ketika tajamnya pedang hampir menyentuh leher Nabi Ismail, malaikat Jibril
segera ‘membarter’ Nabi Ismail dengan seekor domba yang gemuk dan sehat. Tajamnya
pedang Nabi Ibrahim pun akhirnya menyembelih domba itu.
Peristiwa
kemanusiaan yang sanggup meluluhtantakkan jantung dan ulu hati inilah awal dari
perintah penyembelihan hewan kurban pada setiap Idul Adha.
Kisah nyata yang sarat dengan kesabaran, kekokohan dan keteguhan iman dari Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ketika menjalankan perintah Allah Swt.
Kisah nyata yang sarat dengan kesabaran, kekokohan dan keteguhan iman dari Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ketika menjalankan perintah Allah Swt.
Bagaimana
dengan kita yang hidup di zaman dan peradaban digital sekarang ini?
@roy_enhaer
Banyuwangi, Dzulhijjah, Rabu, 22 Agustus 2018
Banyuwangi, Dzulhijjah, Rabu, 22 Agustus 2018
Images :
ilustrasi