Tumpang Pitu Gundul, Karena ‘Gundulmu’
https://www.diplomasinews.net/2018/10/tumpang-pitu-gundul-karena-gundulmu.html
![]() |
Roy ENHAER
|
"Kamu yang interview kemarin
petang di istanaku itu, ya?", tanya Kanjeng Ratu lewat telepon genggamnya.
"Tidak salah, Bunda
Ratu", jawabku mengiyakan pertanyaannya.
Terdengar dari nada suaranya,
Kanjeng Ratu Roro Kidul itu marah besar dan ada indikasi 'ultimatum' atas ulah
manusia-manusia pejabat di kabupaten ini atas perusakan hutan lindung yang
dialihfungsikan menjadi hutan produksi kemudian dieksplorasi secara ekstrim dan
diacak-acak lahan suburnya, digunduli pohon-pohonnya, dan pokoknya watak dan
perilaku serakah telah terakumulasi di atas Tumpang Pitu itu. Kekuatan
kapitalis dan kearogansian kekuasaan telah terjalin mesra menjadi kekuatan
'powerful' yang mustahil jutaan rakyat sanggup mendobraknya.
"Aku ini heran. Wong
kekuasaan yang hanya temporer sesaat saja kok berkacak pinggang, sombong,
merusak Tumpang Pitu yang notabene itu kedaulatan hukum di kerajaanku",
suara Nyi Ratu mengawali kemarahannya.
"Kekuasaan apa to, Nyi
Ratu?" tanyaku memotong.
"Gundulmu itu!"
"Gundul siapa, Nyi
Ratu?"
"Ya gundulnya pejabat di
kabupatenmu yang menggunduli hutanku itu. Tempat tinggal satwa terusik oleh
mental bejat pejabatmu. Burung Emprit telah kehilangan sarangnya. Hanya manusia
berhati iblis saja yang sanggup dan tega beraksi seperti itu. Lebih iblis dari
iblis yang sesungguhnya".
"Iblis itu apa to, Nyi
Ratu?"
"Goblog! Iblis itu ya
'pejabat' mu yang merusak hutanku itu. Manusia-manusia bangsamu itu selalu mengonotasikan
bahwa karajaan kami adalah bangsa iblis. Lebih iblis manakah jika bangsamu
merusak wilayahku padahal bangsaku sama sekali tak pernah mengusik gedung
'DPRD' mu. Kantor 'pemda' mu dan kantor-kantor 'dinas' mu selama ini.
"Nyi Ratu sedang
mengultimatum bangsaku kah?"
"Bukan! Aku hanya
mewanti-wanti bahwa siapa yang gali lubang di Tumpang Pitu, ia pasti terkubur
di lubang itu juga".
Nyi Ratu marah besar. Meski naik
pitam, wajah Nyi Ratu tetap saja cantik. Kemudian di akhir telewawancara, di ujung
teleponku terdengar gelegar ombak selatan yang mendebur pecahkan kerasnya batu karang
bersama hilangnya suara Nyi Ratu.
@roy_enhaer
Banyuwangi, Saturday, August 27,
2016 [ dua tahun lalu ]