‘Lawang’ Alas Purwo, Lewat ‘Selo Tumpang’

 'DIAM-DIAM' DI SELO TUMPANG : Di situs Selo Tumpang inilah banyak tokoh penting datang dengan diam-diam. [ images : diplomasinews.net ] 


DIPLOMASINEWS.NET _ KARETAN _ BANYUWANGI _ Jika ingin melihat dari dekat keberadaan situs ‘Selo Tumpang’ tidak terlalu sulit. Ia hanya berjarak sekitar 500 meter dari Mapolsek Purwoharjo, Banyuwangi.  Situs yang juga disebut ‘Watu Tumpang’ itu  berada di kawasan hutan petak 69, RPH Karetan, KPH Banyuwangi  Selatan. Atau tepatnya di Desa Karetan, Purwoharjo, Banyuwangi, Jawa Timur.

Untuk mencapai situs tersebut harus menapaki dan menyusuri jalan tanah di tengah hutan jati. Hanya memakan beberapa menit saja, akan segera terlihat bangunan mirip ‘cungkup’ yang dikelilingi pagar tembok ‘batako’ setinggi dua meter. Untuk masuk ke dalam situs harus melewati pintu gerbang pertama, kemudian pintu gerbang ke dua langsung menuju titik situs yang sebelumnya harus melewati tiga buah anak tangga lebih dahulu.

Di dalam situs tersebut terdapat balai utama seluas 144 meter persegi yang di tengahnya berdiri batu cukup besar dengan posisi menumpang atau menindih batu lain. Batu yang berada di bawahnya berukuran lebih besar dan lebar daripada batu di atasnya.

“Cerita Batu Tumpang itu berawal pada tahun 1922 M. Ada sepasang suami-istri yang membabat hutan bernama Tropawirejo dan Raden Ayu Ruminah,” tutur Mbah Wagimin, juru kunci situs Selo Tumpang, kepada DIPLOMASINEWS.NET, Minggu, 20 Nopember 2018.   

Tuturnya lagi, saat ‘mbabat hutan’, pasutri itu memberi batas hutan dengan menggunakan dua batu kecil yang ditumpuk. Anehnya, batu yang dijadikan batas dengan cara ditumpangkan itu tiba-tiba berubah menjadi besar. Sejak saat itulah, Watu Tumpang atau Selo Tumpang tersebut berawal menjadi popular.

PINTU GERBANG ALAS PURWO : Situs Selo Tumpang sebagai 'pintu gerbang' untuk menuju ke Alas Purwo. [ images : diplomasinews.net ]

Catatan DIPLOMASINEWS.NET, dalam perkembangannya, situs Selo Tumpang tersebut oleh masyarakat sekitar dijadikan tempat keramat, dan tempat bersemadi. Utamanya, pada Jumat Legi dan Jumat Kliwon. Ketika pada bulan Suro, tempat tersebut lebih keramat lagi. Bahkan para pengunjung yang datang ke situs tersebut berasal dari lintas provinsi, seperti dari Cirebon, Bali, Aceh, dan Jakarta.

Yang lebih mencengangkan lagi, ternyata sebelum ritual ke Alas Purwo, pengunjung ‘wajib’ mampir lebih dulu di situ Selo Tumpang, tersebut. Dan, situs ini oleh sebagian orang sering dijadikan ‘momentum’ ritual ketika tahun-tahun politik seperti sekarang ini. Para politikus, justru sering ‘sowan’ ke situs ini. Mulai dari momen pemilihan kepala desa, pileg, pilbub, pilgub, dan bahkan pada level pilpres.

“Bahkan, dahulu ada seorang jendral yang datang ke tempat ini. Tapi datang dengan diam-diam.  Karena ‘lawang’ atau pintu menuju Alas Purwo adalah di Selo  Tumpang,” kata Wagimin, berkisah.  

Lanjutnya, situs Selo Tumpang tersebut hingga hari ini oleh sebagian masyarakat masih dikeramatkan dan dijadikan tempat ‘nyadran’ dengan membawa nasi tumpeng dan menggelar selamatan. Pada 1988, pernah terjadi peristiwa menarik. Batu tersebut pernah ‘dihancurkan’ dengan dinamit. Tapi dalam hitungan tak terlalu lama, batu tersebut tertata kembali menjadi utuh seperti bentuk semula.

“Pada 2002, situs Selo Tumpang tersebut telah saya pugar,“ terang Marjono, salah satu tokoh agama setempat, kepada DIPLOMASINEWS.NET, Minggu, 20 Nopember 2018. Terangnya lagi, situs Selo Tumpang tersebut dibuatkan bangunan pagar batako keliling dan di balai dalam situs sudah berkeramik yang sebelumnya masih berupa tanah biasa.

Onliner  : roy enhaer

Related

Cover Story 9027470786615349363

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item