Demo PT BSI, Negosiasi dan Berakhir Damai
https://www.diplomasinews.net/2019/07/demo-pt-bsi-negosiasi-dan-berakhir-damai.html
![]() |
NEGOSIASI ITU ‘DAMAI’ : Para ‘pejuang’ tambang
ketika beraksi tolak tambang di depan gerbang PT Bumi Suksesindo [ BSI ] di
gunung Tumpangpitu, kawasan Banyuwangi Selatan, Jawa Timur [ image : ist ]
|
DIPLOMASINEWS.NET_TUMPANGPITU_BANYUWANGI_’Industri’ Emas PT Bumi
Suksesindo [ BSI ] yang empunya konsesi pertambangan logam mulia, emas, di
Gunung Tumpangpitu, itu, hari ini, tengah berulang tahun atau mendirgahayui ke -7
tahunnya.
Dan, pesta ulang tahun kali ke tujuh PT Bumi
Suksesindo [ BSI ], telah dihadiri ‘manusia-manusia’ papan atas, di antaranya,
orang nomor satu di Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, S.Pd, SS, M.Si. Dan ‘last
but not least’ orang nomor satu di Jawa Timur, itu pun hadir, yakni, Dra. Hj. Khofifah
Indar Parawansa, M,Si.
Catatan DIPLOMASINEWS.NET, ketika orang menyebut
Tumpangpitu, pasti tak pernah lepas dan terpisahkan oleh aksi demonstrasi tolak
tambang dengan orasi agar ‘pabrik emas’ itu ditutup total.
Ternyata, kali ini, Kamis, 11 Juli 2019, tepat
pukul 13.00 WIB, aksi demonstrasi itu benar-benar terjadi dan dilakukan kelompok
‘pejuang tambang’ dengan membentang spanduk sepanjang 15 meter bertuliskan huruf
kapital : TUTUP TAMBANG EMAS TUMPANG PITU.
Aksi tutup tambang emas Tumpangpitu, itu,
semakin ‘memanas’ saat pesawat ‘capung’ Helikopter yang membawa dua ‘orang VIP’
yakni, Abdullah Azwar Anas, dan Khofifah Indar Parawansa, itu, meraung-raung mengudara
di atas Tumpangpitu.
Pantauan DIPLOMASINEWS.NET, bahwa situasi di depan
gerbang pos utama [ mine gate ] semakin ‘mendidih’ ketika kendaraan yang ‘berisi’
para pejabat itu dihadang oleh kelompok pejuang tambang. Tapi, peristiwa
penghadangan kendaraan pejabat oleh kelompok massa demo, itu, segera
terantisipasi oleh kesigapan sejumlah aparat.
Pada puncaknya, ada peristiwa ‘dramatis’ yang
dialami oleh para penolak tambang di depan pintu masuk PT. BSI, tersebut,
yakni, spanduk putih bertuliskan tutup tambang emas Tumpangpitu, sepanjang 15
meter, tersebut, ‘diseruduk’ kendaraan patwal aparat, sehingga ikut terseret
dan melilit di mobil.
Atas peristiwa ‘komedian’ tersebut, salah
seorang pejuang tambang, Paini, berusaha mengejar spanduk yang ‘katut’ terbawa
kendaraan yang mengawal ‘tamu-tamu’ penting ketika menghadiri ulang tahun ‘pabrik
emas’ di Gunung Tumpangpitu, di Desa Sumberagung, Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa
Timur, itu.
Dan, pada ujungnya, pihak aparat melakukan ‘negosiasi’ atas peristiwa ‘kecantol’ nya spanduk milik pejuang tambang yang jumlahnya kurang dari 50 orang tersebut.
“Akhirnya kami diajak negosiasi dan berakhir
damai,” ujar salah satu pejuang tambang kepada DIPLOMASINEWS.NET, yang enggan
di-online-kan identitasnya, itu, Kamis,
11 Juli 2019.
Onliner : oma prilly/gus memet/diplomasinews.net
Editor : roy enhaer